BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Di dalam pembahasan makalah ini, kami akan membahas tentang
berbagai macam larutan. Secara sederhana konteks larutan ini banyak kita
temukan dalam kehidupan sehari-hari misalnya ketika kita sedang membuat
campuran antara air, gula, dan susu dan masih banyak lagi penerapan-penerapan
sifat larutan dalam kehidupan kita. Oleh karena itu kita perlu memahami secara
lebih dalam lagi mulai dari pengertian larutan itu sendiri, macam-macam larutan
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, Berdasarkan daya hantar listriknya
(daya ionisasinya), bagaimana reaksi dalam larutan dan sifat-sifat dari
larutan.
B.
Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang Lingkup Pembahasan dalam makalah ini adalah:
a. Macam-macam Larutan
b. Reaksi dalam Larutan
c. Sifat Koligatif Larutan Kimia
d.
Aplikasi Sifat
Koligatif Larutan Dalam Kehidupan Sehari-hari
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
lebih memperdalam lagi pengetahuan tentang pengertian dari larutan, serta
bagaimana konteks penerapannya dalam kehidupan sehari-hari serta juga untuk
memperluas ilmu pengetahuan kita. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat yang seluas-luasnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya
sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat
pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat
pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama
(baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan
dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Gas juga dapat pula
dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air.
Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut
dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan
mineral tertentu.
Dalam
larutan zat pelarut disebut juga” SOLVENT”, sedangkan zat terlarut disebut
“SOLUTE”
Jadi, , larutan = zat pelarut (solvent) + zat terlarut (solute).
Jadi, , larutan = zat pelarut (solvent) + zat terlarut (solute).
A.
Macam-macam larutan
Larutan
dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a)
Larutan tak jenuh yaitu larutan
yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat
larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak
tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak
jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan
belum jenuh ( masih dapat larut).
b)
Larutan jenuh yaitu suatu
larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn
dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel-
partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi
maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp
berarti larutan tepat jenuh.
c)
Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh)
yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang
diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat
lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh
terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat
jenuh (mengendap).
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu:
a)
Larutan pekat yaitu larutan
yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent.
b)
Larutan encer yaitu larutan
yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent.
Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan
dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
Larutan
elektrolit adalah larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik.
Larutan
ini dibedakan atas :
1.
ELEKTROLIT KUAT
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar
listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air),
seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha = 1).
Yang
tergolong elektrolit kuat adalah:
a.
Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
b.
Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti:
NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
c.
Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain
2.
ELEKTROLIT LEMAH
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya
lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar:
O
<>Yang tergolong elektrolit lemah:
a.
Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain
b.
Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
c.
Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain
Larutan
non elektrolit adalah larutan
yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya di dalam
pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak mengion).
Tergolong
ke dalam jenis ini misalnya:
-
Larutan urea
-
Larutan sukrosa
-
Larutan glukosa
-
Larutan alkohol dan lain-lain
B. Reaksi
dalam larutan
Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:
a)
Eksoterm, yaitu proses
melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran reaksi
akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan
turun.
b)
Endoterm, yaitu menyerap
panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi akan turun dan
energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik.
C.
Sifat Koligatif Larutan Kimia
Sifat
koligatif larutan adalah sifat larutan yang ditentukan oleh jumlah molekul atau
ion yang terdapat di dalam larutan. Sifat ini tidak ditentukan oleh jenis zat
yang terlarut, atau ukuran zat tersebut. Jadi dua hal yang mempengaruhi sifat
koligatif yaitu banyaknya zat terlarut di dalam larutan dan jenis pelarut apa
yang digunakan untuk melarutkan zat tersebut.
Nah,
sifat koligatif larutan ada 4 yakni :
1.
Penurunan tekanan uap jenuh
Tekanan
uap jenuh adalah tekanan pada suhu tertentu akibat tekanan uap suatu larutan.
Untuk mempermudah pemahaman tentang pengertian tekanan uap jenuh kita anggap
semua zat menguap pada setiap saat, artinya pada suhu berapapun zat (terutama
zat cair) pasti akan menguap.
Contohnya
:
Botol
mineral yang sebagian isinya sudah kita minum, lalu kita diamkan, lama kelamaan
dinding botol bagian atas akan ada titik embun, semula sedikit, semakin lama
semakin rapat. Titik-titik uap yang mengembun di dinding botol akan mencapai
kerapatan tertentu, sampai seolah-olah tidak ada lagi air yang menguap, padahal
sebenarnya penguapan terus terjadi tetapi dibarengi dengan pengembunan. Keadaan
inilah yang disebut sebagai keadaan uap jenuh. Jika tekanan akibat uap jenuh
pada botol tersebut kita ukur dengan alat pengukur tekanan, maka angka hasil
pengukuran itulah yang disebut sebagai tekanan uap jenuh.
Jika
ke dalam botol mineral tadi kita larutkan gula atau garam atau sirup, kemudian
kita tunggu sampai keadaan uap jenuh, lalu kita ukur tekanannya, maka hasil
pengukuran akan menunjukkan angka yang lebih kecil dari tekanan uap jenuh air
murni. Hal ini menunjukkan bahwa partikel zat terlarut akan menurunkan tekanan
uap jenuh. Kenapa terjadi penurunan tekanan uap jenuh? Hal ini dikarenakan
partikel-partikel pelarut murni yang akan menguap, terhalang oleh
partikel-partikel zat terlarut, sehingga hanya sedikit partikel pelarut yang
dapat menguap, sehingga tekanan yang dihasilkan juga sedikit.
2.
Kenaikan titik didih
Titik didih zat cair adalah suhu tetap pada saat zat cair mendidih atau suhu
dimana terjadi perubahan wujud dari cair menjadi uap (gas). Pada suhu ini,
tekanan uap zat cair sama dengan tekanan udara di sekitarnya. Hal ini
menyebabkan terjadinya penguapan di seluruh bagian zat cair. Titik didih zat
cair diukur pada tekanan 1 atm.
Contohnya :
Apabila kita merebus air dalam panci tertutup , maka
air tersebut akan mendidih saat tekanan uap dalam panci mencapai 1 atm, oleh
sebab itulah merebus air dalam keadaan tertutup lebih cepat mendidih dibanding
dengan keadaan terbuka.
Jadi,
kenaikan titik didih larutan merupakan fenomena meningkatkan titik didih suatu
pelarut disebabkan adanya zat terlarut didalam pelarut tersebut. Ini berarti
bahwa titik didih pelarut akan lebih kecil jika dibandingkan dengan titik
larutan. Sebagai contoh titik didih air murni adalah 100 C.
3.
Penurunan titik beku
Tahukah
kamu apa yang dimaksud dengan penurunan titik beku? Kita tahu bahwa air murni
membeku pada suhu 0oC, dengan adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan
gula ke dalam air tersebut maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan
0oC, melainkan akan turun dibawah 0oC, inilah yang dimaksud sebagai “penurunan
titik beku”.
Jadi larutan akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya.
Jadi larutan akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya.
Contohnya
:
Larutan
garam dalam air akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan
pelarut murninya yaitu air, atau larutan fenol dalam alcohol akan memiliki
titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu
alcohol. Mengapa hal ini terjadi ? akan lebih mudah apabila dijelaskan dari
sudut pandang termodinamik sebagai berikut. Contoh, air murni pada suhu 0 C.
pada suhu ini air berada pada kesetimbangan antara fasa cair dan fasa padat.
Artinya, kecepatan air berubah wujud dari cair ke padat atau sebaliknya adalah
sama, sehingga bisa dikatakan fasa cair dan fasa padat pada kondisi ini
memiliki potensial kimia yang sama, atau dengan kata lain tingkat energy kedua
fasa adalah sama.
Besarnya
potensial kimia dipengaruhi oleh temperature, jadi pada suhu tertentu potensial
kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih rendah daripada yang lain, fasa yang
memiliki potensial kimia yang lebih rendah secara energy lebih disukai,
mislanya pada suhu 2 C fasa cair memiliki potensial kimia yang lebih rendah
dibandingkn fasa padat sehingga suhu ini maka air cenderung berada pada fasa
cair, sebalinya pada suhu -1 C fasa padat memiliki potensial kimia yang lebih
rendah sehingga pada suhu ini air cenderung berada pada fasa padat. Apabila
kedalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya kita turunkan
sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu pendinginan maka
perlahan-perlahan sebagian larutan akan berubah menjadi fasa padat sehingga
pada suhu tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara keseluruhan . pada
umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa
padat, akibatnya pada saat proses pendinginan berlangsung larutan akan
mempertahankan fasanya dalam keadaan cair ,sebab secara energy larutan lebih
suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat, hal ini menyebabkan
potensial kimia pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah (turun) sedangkan potensial
kimia pelarut dalam fasa padat tidak terpengaruh. Maka akan lebih banyak energy
yang deperlukan untuk mengubah larutan menjadi fasa padat karena titik bekunya
menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya. Inilah sebab mengapa
adanya zat terlarut akan menurunkan titik beku larutannya.
4.
Tekanan osmotik
Osmosis adalah
peristiwa mengalirnya molekulmolekul pelarut ke dalam larutan secara spontan
melalui selaput semipermeabel, atau peristiwa mengalirnya molekul-molekul zat
pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat.
Membran
semipermeabel adalah (membran yang
hanya bisa dilewati oleh molekul-molekul pelarut, dan tidak bisa dilewati oleh
zat terlarut)
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut di
bawah ini.
|
—Sebuah tabung U
bagian tengahnya dibatasi dengan membran semipermiabel. Sebelah kiri diisi oleh
larutan garam (gambar bulatan biru untuk molekul terlarut) dan sebelah kanan
diisi dengan air (bulatan hijau untuk molekul air).
Molekul-molekul air dari kaki sebelah kanan
akan mengalir ke bagian larutan yang ada di sebelah kiri melalui membrane
semipermiabel, peristiwa inilah yang disebut sebagai osmosis. Pada keadaan nyata, molekul-molekul air dari larutan
juga mengalir menuju bagian kanan akan tetapi kecepatannya lebih kecil jika
dibandingkan dengan kecepatan mengalirnya molekul air menuju bagian larutan.
Sampai akhirnya pada kesetimbangan maka kedua kaki pada tabung U akan
menunjukkan perbedaan ketinggian tertentu. (lihat gambar).
|
Perbedaan ketinggian tersebut tentu saja akan
menimbulkan adanya perbedaan tekanan. Tekanan inilah yang disebut sebagai
tekanan osmosis
Jadi, Tekanan osmotik adalah tekanan yang
diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul
pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis).
·
Larutan yang
mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain
disebut larutan Hipotonis.
disebut larutan Hipotonis.
·
Larutan
yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain
disebut larutan Hipertonis.
disebut larutan Hipertonis.
·
Larutan-larutan
yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut larutan Isotonis
Reverse
osmosis/osmosis balik
Bila
tekanan yang diaplikasikan terhadap larutan adalah melebihi tekanan osmotiknya
maka yang terjadi adalah molekul air akan mengalir melewati membrane
semipermbel menuju ke air (pelarut) . osmosis balik banyak digunakan untuk
membuat air minum dari air laut dan mengurangi kesadahan air minum.
D.
Aplikasi sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari
ü System infuse, cairan infuse harus isotonik dengan darah
ü Pencairan salju yang menghalangi jalan pada musim salju,
dengan cara menaburkan garam
ü Pembuatan es krim campuran, es tidak membeku karena penurunan
titik beku
ü Pencegahan pembekuan air radiator mobil pada saat musim
dingin di daerah Eropa
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
A.
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya
sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat
pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat
pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama
(baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih.
larutan
= zat pelarut (solvent) + zat terlarut (solute).
B.
Macam-macam
larutan :
1.
Larutan
tak jenuh
2.
Larutan
jenuh
3.
Larutan
sangat jenuh (kelewat jenuh)
C.
Berdasarkan
banyak sedikitnya zat terlarut, yaitu:
a.
Larutan
pekat
b.
Larutan
encer
D.
Berdasarkan
daya hantar listriknya, yaitu:
1.
Larutan
elektrolit
2.
Larutan
non elektrolit
E. Reaksi dalam larutan
1.
Eksoterm
2.
Endoterm
F.
Sifat
Koligatif Larutan Kimia
a.
Penurunan tekanan uap jenuh
b.
Kenaikan titik didih
c.
Penurunan
titik beku
d.
Tekanan
osmotik
nice post :) sangat membantu.
BalasHapus